Pages

Selasa, 08 Mei 2012

SILOGISME

A. Pengertian Silogisme Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). B. Jenis-jenis Silogisme Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari : 1. Silogisme Kategorial Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh:  Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)  Akasia adalah tumbuhan (premis minor).  Akasia membutuhkan air (Konklusi) 2. Silogisme Hipotetik Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent. Contoh:  Jika hujan saya naik becak.(mayor)  Sekarang hujan.(minor)  Saya naik becak (konklusi).  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya. Contoh:  Jika hujan, bumi akan basah (mayor).  Sekarang bumi telah basah (minor).  Hujan telah turun (konklusi).  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent. Contoh:  Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.  Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.  Kegelisahan tidak akan timbul.  Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya. Contoh:  Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.  Pihak penguasa tidak gelisah.  Mahasiswa tidak turun ke jalanan. 3. Silogisme Alternatif Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:  Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.  Nenek Sumi berada di Bandung.  Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor. 4. Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:  Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.  Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya. 5. Silogisme Disjungtif Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:  Silogisme disyungtif dalam arti sempit Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:  Heri jujur atau berbohong.(premis1)  Ternyata Heri berbohong.(premis2)  Ia tidak jujur (konklusi).  Silogisme disjungtif dalam arti luas Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:  Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)  Ternyata tidak di rumah.(premis2)  Hasan di pasar (konklusi).

0 komentar:

Posting Komentar